Pengertian Saham, Hak Pemegang Saham, Jenis Saham biasa, Evaluasi Saham Sebagai Sumber Dana, Keputusan Saham Dijual Dan Saham Dibeli Lengkap Dengan Penjelasannya
Stock | Pixabay |
Welcome to EpisteMan, Surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau sekuritas, salah satunya yaitu saham. Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.Untuk membedakan saham ada beberapa sudut pandang diantaranya, ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, yaitu menjadi saham biasa dan saham preferen. Saham Biasa (common stock) mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan. Dan Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut. Untuk mengenal lebih dalam mengenai saham biasa, berikut penjelasannya:
Daftar pembahasan
1.
Definisi
Saham
2. Hak Pemegang Saham
3. Jenis-Jenis Saham Biasa
4. Evaluasi Saham sebagai Sumber Dana
5. Keputusan Saham Dijual dan Saham Dibeli
1
Definisi Saham
Saham adalah surat
berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan. Jika anda
membeli saham berarti anda membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan
tersebut. Dan anda berhak atas keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen, jika
perusahaan membukukan keuntungan. Investor juga bisa mengambil keuntungan dari
naiknya harga saham tersebut dari waktu ke waktu.
2
Hak Pemegang Saham
Investor yang membeli
perusahaan saham menikmati sejumlah hak yang berkaitan dengan kepemilikan
mereka. Tidak seperti hukum kemitraan, dimana pemilik bisnis juga para manajer
utama bisnis, pemilik perusahaan biasanya tidak menjalankan perusahaan. Pemegang
saham dalam perusahaan yang terlindung dari tanggung jawab pribadi untuk utang
dan kewajiban dari korporasi. Namun, para pemegang saham dapat kehilangan
investasi mereka harus korporasi gagal.
Pemegang Saham juga
umumnya menikmati hak-hak jenis berikut:
1. Hak
kolektif :
·
Mengubah anggaran dasar
perusahaan
·
Membuat dan mengubah
ART perusahaan
·
Memilih direksi
perusahaan
·
Menyetujui dan
mengesahkan penjualan aktiva tetap
·
Mengadakan merger
·
Mengubah jumlah saham
biasa
·
Menerbitkan surat
berharga
2. Hak
individual:
·
Hak suara dalam RUPS
·
Menjual saham kepada
orang lain
·
Memeriksa pembukuan
·
Memperoleh sisa
penjualan aktiva hasil likuidasi
a) Kepemilikan
Saham
Kedua jenis pembiayaan
yang luas tersedia untuk korporasi termasuk pembiayaan ekuitas dan pembiayaan
hutang. Ekuitas melibatkan pembiayaan penerbitan saham, investor yang membeli
dan yang merupakan bagian dalam kepemilikan perusahaan. Dua tipe dasar saham
adalah saham umum dan saham preferen . Hutang pembiayaan melibatkan pinjaman
uang dari investor untuk korporasi dalam pertukaran utang efek seperti
obligasi. Pemegang efek hutang umumnya
tidak menikmati hak yang sama
dalam hal pemegang saham dengan hak suara, hak berpartisipasi, atau hak lain
yang terkait dengan kepemilikan saham.
b) Saham
Biasa
Saham biasa (common
stock) adalah surat berharga dalam bentuk piagam atau sertifikat yang
memberikan pemegangnya bukti atas hak-hak dan kewajiban menyangkut andil
kepemilikan dalam suatu perusahaan. Saham biasa mempunyai sifat kebalikan dari
Saham Preferen (Prefered Stock) dalam hal pengambilan suara, pembagian deviden
dan hak-hak yang lain.
Pemegang saham biasa
dapat memengaruhi kebijakan korporasi melalui proses pengambilan suara (voting)
dalam pembuatan tujuan dan kebijakan, stock split dan memilih dewan direksi
perusahaan. Pemegang saham biasa mempunyai keuntungan dalam bentuk Deviden dan
capital gain.
Tingkat terendah dari
saham di perusahaan adalah saham biasa atau bisa juga disebut surat atau
sertifikat yang menunjukkan bahwa pemegangnya adalah pemilik perusahaan. Saham
merupakan sumber dana utama dari perusahaan dan merupakan bagian dari modal
sendiri, dimana terdiri dari:
a. modal
disetor (nominal)
b. agio
saham (disagio saham)
c. laba
ditahan (retained earning).
Faktor yang
dipertimbangkan dalam pembiayaan saham biasa, yaitu:
a. pembagian
laba
b. pengendalian
perusahaan
c. pembagian
resiko
c) Saham
yang dipilih
Tidak seperti saham
biasa, pemegang saham preferen berhak atas dividen tetap dan hak-hak tetap
untuk menerima persentase aset perusahaan ketika perusahaan tersebut
dilikuidasi. Sehubungan dengan hak dividen, contoh saham tersebut akan mencakup
nama seperti "$5 pilihan," yang berarti pemegang saham berhak untuk
menerima $5 dalam dividen per saham sebelum dividen yang dibayarkan kepada
pemilik saham biasa.
Dewan direksi di sebuah
perusahaan biasanya memiliki keleluasaan untuk memutuskan apakah dividen yang
dikeluarkan pada tahun tertentu. Jika dividen tersebut tidak didistribusikan
selama satu tahun, apakah pemilik saham preferen menerima dividen pada tahun
berikutnya tergantung pada apakah saham yang dipilih adalah kumulatif atau
non-cumulative. Jika hak kumulatif, korporasi harus dividen selama beberapa
tahun berikutnya. Jika hak tersebut non-cumulative, hak untuk menerima dividen
tersebut hilang jika korporasi tidak menerbitkan dividen pada tahun tertentu.
d) Obligasi
dan Surat Berharga yang Diterbitkan
Korporasi mungkin
berusaha untuk meminjam uang di samping (atau sebagai pengganti) menerbitkan
saham. Salah satu cara untuk meminjam uang adalah untuk pertukaran pinjaman
untuk keamanan utang yang dapat diperdagangkan di pasar umum.
Bonds-efek hutang
jangka panjang yang dijamin dengan aset perusahaan. Debentures adalah efek
hutang tanpa jaminan. Pemilik efek hutang umumnya tidak menikmati sama jenis
hak pemilik saham. Namun, sebuah perusahaan dapat memberikan hak suara kepada pemilik
efek hutang. Pemilik juga dapat memiliki hak untuk menebus hutang di bursa efek
untuk saham.
e) Rapat
Pemegang Saham dan Hak Voting
Mengadakan pertemuan
umum pemegang saham setiap tahun atau pada waktu-waktu tertentu. Tujuan utama
dari pertemuan tersebut adalah bagi pemegang saham untuk memilih direktur
perusahaan. Disamping pemilihan direksi, selain itu tergantung pada isu-isu
yang mempengaruhi perusahaan. Berikut ini adalah yang paling penting dari hal ini.
·
Persetujuan atau
penolakan perubahan dalam anggaran dasar
·
Persetujuan atau
ketidaksetujuan dari merger dengan perusahaan lain
·
Persetujuan atau
ketidaksetujuan dari penjualan sebagian aset perusahaan yang tidak dalam
kegiatan bisnis korporasi
·
Persetujuan atau
ketidaksetujuan dari pembubaran korporasi
·
Persetujuan atau
penolakan transaksi perusahaan dimana beberapa direksi memiliki benturan
kepentingan
·
Persetujuan atau ketidaksetujuan
dari perubahan peraturan atau anggaran dasar
·
Membuat rekomendasi
non-binding tentang tata kelola dan manajemen perusahaan ke direksi.
Adapun, rumus untuk
perhitungan jumlah suara untuk memilih direktur:
Keterangan:
Req = jumlah saham yang
dibutuhkan untuk memilih direktur yang diinginkan
Des = jumlah direktur
yang diinginkan pemegang saham
n = jumlah total saham
biasa
= jumlah total direktur yang dipilih
Contoh Soal:
PT. Indodrink akan
memilih 6 direktur, ada 15 kandidat, dengan jumlah saham biasa 100.000 lembar.
Sebuah kelompok ingin memilih 2 direktur. Berapa saham yang diperlukan?
Jawab:
Diketahui:
Des = 2 direktur
n = 100.000 lembar
= 6 direktur
Ditanya: jumlah saham
yang diperlukan..?
Jawab:
3
Jenis-Jenis Saham Biasa
Saham jenis-jenisnya
dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu:
a. Saham
Berklasifikasi :
- Saham yang memiliki
hak suara.
- Saham yang tidak
memiliki hak suara.
b. Saham
Pendiri, yaitu saham yang memiliki hak suara tunggal dan biasanya tidak
memperoleh pembagian dividen selama tahun-tahun awal.
Saham bila ditinjau
dari kinerja perdagangan, saham dapat dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu
blue chip stocks, income stocks, growth stock, speculative stocks, dan counter
cyiclical stocks.
1) Blue
Chip Stocks
Blue chip stocks
merupakan saham biasa (common stock) dari perusahaan yang memiliki reputasi
tinggi. Perusahaan tersebut biasanya merupakan pemimpin/leader dalam industri
sejenis yang digeluti, memiliki pendapatan yang stabil, dan biasanya konsisten
dalam membayar dividen.
Saham blue chip
memiliki ciri, seperti kinerja keuangannya sehat yang artinya dalam kondisi
ekonomi normal dan stabil selalu mencatat pertumbuhan laba bersih dari tahun ke
tahun, rutin membagikan dividen kepada pemegang saham, jumlah saham yang
beredar di masyarakat (floating share) tinggi sehingga likuiditas saham di
pasar juga tinggi, ditransaksikan pada harga yang wajar, pergerakan atau
fluktuasi harga saham di pasar berlangsung secara wajar, dan manajemen dikelola
secara profesional (bukan manajemen keluarga).
2) Income
stocks
Income stocks adalah
saham dari suatu emiten (penerbit saham) yang memiliki kemampuan membayarkan
dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya. Artinya saham jenis ini memiliki potensi besar dalam memberikan
dividen dengan jumlah yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Emiten saham
ini biasanya memiliki kinerja yang baik sehingga mampu menciptakan income yang
terus meningkat dari tahun ke tahun dan secara teratur memberikan dividen
tunai.
3) Growth
Stocks
Growth stocks adalah
saham yang, di masa mendatang, memiliki potensi kenaikan dalam dividen yang
diberikan. Growth stock terdiri dari well-known dan lesser-known. Growth stock
(well-known) yaitu saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang
tinggi, emiten tersebut adalah leader di industri sejenis dan mempunyai
reputasi tinggi. Sedangkan growth stock (lesser–known) merupakan saham dari
emiten yang bukan merupakan leader dalam industri, namun memiliki ciri growth
stock. Umumnya saham lesser-known berasal dari daerah dan kurang populer di
kalangan emiten.
4) Speculative
stocks
Adalah saham secara
konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, mempunyai kemungkinan
penghasilan yang tinggi di masa mendatang, namun penghasilan tinggi tersebut
belum pasti. Artinya tidak ada jaminan bahwa perusahaan bisa memperoleh
penghasilan yang tinggi di masa yang akan datang. Memang, terdapat kemungkinan
menghasilkan income yang tinggi di masa mendatang tetapi belum pasti. Karena
sifatnya yang tidak pasti, maka saham dari emiten tersebut disebut sebagai
speculative stocks.
5) Counter
cyclical stocks
Adalah saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi
ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Bila terjadi resesi ekonomi,
harga saham ini tetap tinggi. Harga saham tetap tinggi meskipun kondisi ekonomi
suatu negara mengalami resesi, hal tersebut dikarenakan emiten mampu memperoleh
penghasilan yang tinggi meskipun berada pada masa resesi.
Artikel terkait: Kebijakan dividen, Teori Kebijakan Dividen, Stock Dividen, Stock Split, Repurchace of Stock lengkap beserta penjelasannya
4 Evaluasi Saham sebagai Sumber Dana
Beberapa pendekatan
penilaian saham:
a. Analisis
fundamental
Analisis ini menyatakan
bahwa saham memiliki nilai intrinsik (nilai yang seharusnya) tertentu. Analisis
ini membandingkan antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna
menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah mencerminkan nilai
intrinsiknya atau belum. Nilai intrinsic suatu saham ditentukan oleh
factor-faktor fundamental yang mempengaruhinya.
b. Analisis
Teknikal
Analisis ini beranggapan
bahwa harga suatu saham akan ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap
saham tersebut. Sehingga asumsi dasar yang berlaku dalam analisis ini adalah:
·
Harga pasar saham
ditentukan oleh interaksi penawaran dan permintaan.
·
Penawaran dan permintaan
itu sendiri dipengaruhi oleh banyak factor, baik rasional maupun irasional.
·
Perubahan harga saham
cenderung bergerak mengikuti tren tertentu.
·
Tren tersebut dapat
berubah karena bergesernya penawaran dan permintaan.
·
Pergeseran penawaran
dan permintaan dapat dideteksi dengan mempelajari diagram dari perilaku pasar.
·
Pola-pola tertentu yang
terjadi pada masa lalu akan terulang kembali di masa mendatang.
5 Keputusan Saham Dijual dan Saham Dibeli
Secara umum keputusan
saat membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara nilai
intrinsik dengan pasarnya, dengan kriteria sebagai berikut:
a) Jika
harga pasar saham lebih rendah dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut
sebaiknya dibeli dan ditahan sementara dengan tujuan untuk memperoleh capital
gain jika kemudian kembali naik.
b) Jika
harga pasar saham sama dengan nilai intrinsiknya, maka jangan melakukan
transaksi. Karena saham tersebut dalam keadaan keseimbangan, sehingga tidak ada
keuntungan yang diperoleh dari transaksi pembelian atau penjualan saham
tersebut.
c) Jika
harga saham beli tinggi dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut sebaiknya
dijual untuk menghindari kerugian. Karena tentu harganya kemudian akan turun
menyesuaikan dengan nilainya.
d) Kriteria
tersebut secara teori sangat sederhana dan mudah dipahami, namun cukup sulit
dipraktikkan. Kesulitannya di dalam menentukan nilai intrinsiknya. Oleh karena
itu, proses perhitungan tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan.
Komentar
Posting Komentar
PENTING...! Pastikan komentar anda adalah berupa pertanyaan, koreksi, atau hal serupa lainnya yang BERMANFAAT (bagi anda atau mungkin bagi pengguna lainnya dikemudian hari). Komentar yang bersifat BASA-BASI (seperti thanks, semoga bermanfaat atau hal serupa lainnya) akan kami hapus... ^-^