Daftar Pertanyaan
- pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi perusahaan dan dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan serta sebagai dasar penyusunan imbalan dalam perusahaan. Apakah ada faktor lain selain pengukuran kinerja yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan serta sebagai dasar penyusunan imbalan dalam perusahaan? Jika ada, tolong jelaskan!
- Apa saja kekurangan dan kelebihan pengukuran kinerja dengan menggunakan balanced scorecard bagi perusaan?
- balance scorecard terkait perspektif bisnis internal mengenai proses terkait hukum, lingkungan dan sosial. Untuk penilaian terhadap aspek dalam proses tersebut apakah ada kaitannya dengan aspek penilaian laporan keberlanjutan yang ditetapkan oleh Global Reporting Intiative (GRI) ?
- Alternatif tindakan apa saja yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperbaiki struktur biaya ?
- Jelaskan mengapa Balanced Scorecard sangat penting bagi sebuah perusahaan! Dan jelaskan apa yang dimaksud dengan 4 perspektif yang terdapat di dalam balanced scorecard!
- Dalam perkembangannya, jelaskan apakah Balancescorecard pernah mengalami pembaruan?
- Bagaimana pentingnya customer value proposition dalam memenuhi nilai pelanggan di dalam internal perusahaan?
- Dalam Keadaan wabah corona seperti ini, kebutuhan akan masker pasti sangat tinggi. Perusahaan masker yang bisanya memproduksi dalam jumlah yang sudah ditetapkan, mau tidak mau harus menambah kapasitas produksinya. Nah bagaimana seharusnya perusahaan masker tersebut menyikapinya dalam hal memenuhi permintaan dari pelanggan? Apakah tetap memproduksi sesuai dengan yang direncanakan atau menambah produksi, mengingat juga banyaknya orang-orang yang dengan sengaja menimbun masker agar harganya melambung tinggi?
- Apa penyebab terjadinya kegagalan dalam balance scorecard?
- Seberapa efektif kah penggunaan metode balanced scorecard dalam mengukur kinerja?
- Jika salah satu perusahaan ingin menerapkan balanced scorecard sbg pengukuran kinerja, tetapi salah satu komponen dr bsc tersebut memiliki hasil dibawah target yg ditetapkan. Apakah salah satu perspektif tersebut akan memengaruhi dgn ketiga perspektif lainnya?
- Dalam Balanced Scorecard terbagi menjadi empat persfektif yaitu persfektif keuangan, persfektif pelanggan, perspektif internal bisnis serta persfektif pertumbuhan dan pembelajaran. Setiap persfektif di dalam balanced scorecard haruslah saling terkait dengan persfektif lainnya. Seperti Perspektif pelanggan agar dapat berjalan dengan baik maka perspektif internal bisnis haruslah berjalan secara efektif. Bagaimana caranya agar persfektif internal bisnis dapat berjalan secara efektif ?
Pengukuran kinerja | Pixabay |
pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi perusahaan dan dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan serta sebagai dasar penyusunan imbalan dalam perusahaan. Apakah ada faktor lain selain pengukuran kinerja yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan serta sebagai dasar penyusunan imbalan dalam perusahaan? Jika ada, tolong jelaskan!
Jawab :
Pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat dari perspektif kinerja financial dan non financial. Selain dilihat dari perspektif kinerja financial dan non financial, juga dapat dilihat dari perspektif kepentingan atau tujuan analisisnya. Dalam hal ini, dapat dibedakan dalam perspektif eksternal dan internal.
Pengukuran kinerja dari perspektif eksternal, terutama dilakukan oleh investor ekuitas dan kreditor. Dari perspektif ini, tujuan analisis kinerja keuangan perusahaan terutama dimaksudkan untuk valuation, yaitu menilai prospek dan risiko perusahaan yang tercermin dari present value harga saham dan nilai perusahaan secara keseluruhan.
Dengan mengetahui present value harga saham, maka para investor dan kreditor dapat mengambil keputusan atas investasi pada perusahaan tersebut. Keputusan ini dapat berupa: hold, buy, atau sell atas kepemilikan saham pada perusahaan tersebut.
Dalam melakukan valuation mensyaratkan data prospek cash-inflow perusahaan dalam beberapa tahun kedepan, misalnya 5 s.d 7 tahun ke depan. Analis perlu melakukan konstruksi dan analisis prospektif untuk menghasilkan proyeksi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, dan laporan arus kas.
Dari informasi proyeksi laporan keuangan ini dapat diperloleh informasi estimasi net profit dan book values of equity untuk menghitung residual income yang diperlukan dalam mengestimasi current stock price.
Sementara itu, dari perspektif internal analisis kinerja perusahaan dimaksudkan untuk mengevaluasi kinerja unit bisnis atau divisi dalam suatu organisasi perusahaan.
Evaluasi kinerja unit bisnis dilakukan untuk memperoleh gambaran kontribusi setiap unit bisnis terhadap profitabilitas dan value creation perusahaan secara keseluruhan.
Pengukuran kinerja unit bisnis sangat diperlukan dalam konteks sistem pengendalian manajemen, terutama pada organisasi yang menerapkan desentralisasi pusat-pusat responsibility (responsibility centers). Dalam desain sistem pengendalian manajemen, perusahaan menetapkan responsibility center berupa: revenue center, cost center, profit center, dan investment center.
Apa saja kekurangan dan kelebihan pengukuran kinerja dengan menggunakan balanced scorecard bagi perusaan?
Jawab :
Keunggulan utama sistem Balanced scorecard dalam mendukung proses manajemen strategi antara lain:
- Memotivasi personel untuk berpikir dan bertindak strategis. Untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, personel perlu menempuh langkah-langkah strategis dalam hal pemodalan yang memerlukan langkah besar berjangka panjang. Selain itu sistem ini juga menuntut personel untuk mencari inisiatif-inisiatif strategis dalam mewujudkan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
- Menghasilkan program kerja yang menyeluruh. Sistem Balanced scorecard merumuskan sasaran strategis melalui keempat perpektif. Ketiga perspektif non keuangan hendaknya dipicu dari aspek keuangan.
- Menghasilkan business plan yang terintegrasi. Sistem Balanced scorecard dapat menghasilkan dua macam integrasi, yaitu (1) Integrasi antara visi dan misi perusahaan dengan program , dan (2) Integrasi program dengan rencana meningkatkan profit bersih.
Dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki Balanced Scorecard maka dewasa ini semakin banyak perusahaan mulai menerapkan metode ini sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaannya, otomatis kebutuhan atas para ahli yang menguasai metode ini pun turut meningkat.
Balanced scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja perusahaan mempunyai beberapa kelemahan menurut Anthony dan Govindarajan (2005:180) adalah sebagai berikut :
- Korelasi yang buruk antara ukuran perspektif non-finansial dan hasilnya.
- Terpaku pada hasil keuangan (fixation on financial result)
- Tidak ada mekanisme perbaikan (no mechnism for improvement)
- Ukuran-ukuran tidak diperbaharui (measures are not up to date)
- Terlalu banyak pengukuran (measurement overload)
- Kesulitan dalam menetapkan trade-off (difficult in estabilishing trade off)
balance scorecard terkait perspektif bisnis internal mengenai proses terkait hukum, lingkungan dan sosial. Untuk penilaian terhadap aspek dalam proses tersebut apakah ada kaitannya dengan aspek penilaian laporan keberlanjutan yang ditetapkan oleh Global Reporting Intiative (GRI) ?
Jawab :
Penilaian dari aspek bisnis internal sangat berpengaruh pada penilaian laporan keuangan keberlanjutan. karena dalam pelaporan keberlanjutan yang diterapkan oleh GRI mengharuskan perusahaan untuk mempertimbangkan dampak operasiya terhadap bidang sosial dan lingkungan serta menghasilkan informasi kuantitatif dan kualitatif. Intinya adalah perlu adanya pendekatan pengukuran kinerja yang hasilnya dapat menunjang sustainabilitas perusahaan.
Seiring dengan perkembangan BSC terbaru, maka strategi BSC tersebut sudah diterapkan untuk mengukur dan mendukung praktik berkelanjutan dalam suatu perusahaan, karena itu konsepnya dinamakan sebagai Sustainability Balanced Scorecard. Hal ini berarti tidak hanya keuangan saja yang menjadi fokus strategi inti BSC dari suatu organisasi, tetapi juga memadukan tujuan sosial dan lingkungan (sama seperti konsep GRI sebelumnya, namun pengukuran dan strateginya melalui pendekatan BSC), atau dengan kata lain, mengintegrasikan BSC-keberlanjutan.
Dengan sustainability BSC, diharapkan akan tercipta iklim operasional perusahaan yang berorientasi kesejahteraan secara menyeluruh, baik untuk perusahaan dan juga untuk lingkungan serta society dan kesejahteraan terus juga tidak hanya berarti memiliki profit tinggi, namun juga memiliki strong core business process, continued learning and growth dan juga inovasi tiada henti di setiap fungsi bisnis.
Alternatif tindakan apa saja yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperbaiki struktur biaya ?
Jawab :
Dapat menggunakan model model bisnis struktur biaya seperti:
Cost-driven : berfokus untuk meminimalisir biaya apapun yg dapat diminimalisir. Pendekatan ini lebih mementingkan pembuatan dan pengawasan struktur biaya yang paling murah. Lalu menggunakan value proposition yang murah, dan jga memaksimalkan otomatisasi, dan outsourcing yg luas.
Value-driven : beberapa perusahaan krg peduli dgn biaya implikasi dari model bisnis tertentu dan fokus pada pembentukan nilai tambah karena segmen pasar yg dituju adalah segmen pasar yg tidak sensitif terhadap harga. Value proposition dan tingkat layanan pribadi yg tinggi biasanya mencirikan model bisnis ini.
Jelaskan mengapa Balanced Scorecard sangat penting bagi sebuah perusahaan! Dan jelaskan apa yang dimaksud dengan 4 perspektif yang terdapat di dalam balanced scorecard!
Jawab :
Pada dasarnya, Balance Scorecard (BSC) merupakan kartu berimbang yang digunakan sebagai media untuk mengukur aktivitas operasional yang dilakukan sebuah perusahaan. Balance Scorecard ini sangat penting bagi perusahaan, karena dengan adanya BSC, perusahaan menjadi lebih tahu sejauh mana pergerakan dan perkembangan yang telah dicapai. Adanya BSC juga membantu perusahaan untuk memberikan pandangan menyeluruh mengenai kinerja dari perusahaan. Agar kinerja perusahaan lebih efektif dan efisien, dibutuhkan sebuah informasi akurat yang mewakili sistem kerja yang dilakukan. Dalam BSC, terdapat empat jenis perspektif untuk mengetahui ukuran kinerja perusahaan yaitu :
Financial Perspective (Perspektif Keuangan)
Financial perspective atau perspektif keuangan erat kaitannya dengan pemasukan dan pengeluaran perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan harus mampu mengelola keuangan dengan baik agar keuangannya terus stabil. Misalnya, biaya operasional, biaya produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, termasuk keuntungan dari aktivitas penjualan. Baik pemasukan maupun pengeluaran, keduanya harus dicatat secara runtut dan jelas. Agar pihak keuangan dapat mengamati laju pertumbuhan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Ada tiga tolok ukur dalam perspektif keuangan, yaitu:
- Pertumbuhan dari pertambahan yang didapatkan selama proses bisnis berlangsung.
- Penurunan aset ke arah yang optimal dan memaksimalkan strategi investasi.
- Penurunan biaya dan peningkatan produktivitas kerja
- Ketiga tolok ukur di atas dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menjalankan bisnis. Dengan begitu, pemilik perusahaan mengetahui di tahap mana perusahaan tersebut berada.
Customer Perspective (Perspektif Pelanggan)
Customer perspective atau perspektif pelanggan berkaitan erat dengan cara perusahaan melayani pelanggan. Dalam hal ini, setiap pelanggan harus diperlakukan secara layak. Dengan begitu, mereka merasa puas atas pelayanan yang diberikan.
Adanya pelayanan yang bagus tentu akan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Sebaliknya, apabila pelayanannya buruk, konsumen pasti mencari perusahaan lain yang memiliki sistem yang lebih bagus.
Ada pun ukuran yang ditetapkan perusahaan dalam perspektif pelanggan, antara lain:
- Seberapa besar omzet penjualan.
- Tingkat keuntungan yang didapatkan perusahaan.
- Berapa banyak pelanggan yang didapatkan.
- Persentase loyalitas pelanggan terhadap produk.
- Tingkat kepuasan pelanggan.
- Tingkat profitabilitas pelanggan.
- Kebutuhan pelanggan.
Internal Process Perspective (Perspektif Proses Bisnis Internal)
Dalam internal process perspective, perusahaan menilai seberapa besar ukuran dan sinergi dari setiap unit kerja. Untuk mengukur poin ini, pemimpin perusahaan harus rutin mengamati bagaimana kondisi internal dalam perusahaan. Apakah semuanya dijalankan sesuai dengan metode yang ditetapkan atau malah melenceng dari peraturan.
Kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap karyawan akan menghasilkan proses bisnis internal yang bagus. Selain bertambahnya jumlah konsumen, omzet dan keuntungan yang didapat perusahaan juga akan bertambah.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam perspektif proses bisnis internal, antara lain:
- Proses inovasi berkaitan dengan ide-ide terhadap produksi barang.
- Proses operasi berkaitan dengan aktivitas dan rutinitas sehari-hari yang dilakukan bagian internal.
- Proses pasca penjualan berkaitan dengan metode pemasaran yang tepat untuk meningkatkan omzet penjualan.
Learning and Growth Perspective (Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan)
Karyawan menjadi elemen penting yang harus dijaga perusahaan. Tanpa adanya karyawan, proses pertumbuhan dan perkembangan perusahaan akan menghadapi banyak kendala. Karyawan juga berfungsi sebagai pendukung dalam perspektif keuangan dan pelanggan. Karena itu, apa yang direncanakan perusahaan dapat mencapai target yang maksimal. Selain keberadaan karyawan, perusahaan juga perlu memerhatikan sistem dan prosedur kerja yang seperti apa yang perlu diterapkan dalam internal perusahaan. Ada baiknya jika semua elemen terkontrol dan terkoordinasi dengan baik sehingga timbul keselarasan selama bisnis berlangsung.
Ada tiga hal yang dijadikan tolok ukur dalam perspektif ini, antara lain:
- Kapabilitas atau kemampuan karyawan.
- Kemampuan mengelola sistem informasi.
- Motivasi, dorongan, dan garis tanggung
Dalam perkembangannya, jelaskan apakah Balancescorecard pernah mengalami pembaruan?
Jawab :
Dahulu kala, banyak perusahaan yang menggunakan sistem pengukuran kinerja tradisional yang mana hanya mengukur keberhasilan kinerja perusahaan dari sejumlah keuntungan yang diperoleh (finansial). Sistem pengukuran tradisional ini kemudian dinilai tidak efektif lagi di era globalisasi ini. Menurut Kaplan dan Norton, ukuran finansial tidak cukup untuk mengevaluasi perjalanan perusahaan di dalam lingkungan yang kompetitif ini karena hanya menceritakan sebagian dan tidak semua tindakan masa lalu dan tidak mampu memberikan pedoman yang memadai bagi upaya penciptaan nilai finansial di masa depan.
Melihat kekurangan tersebut, pada tahun 1996, Robert Kaplan dan David Norton dari Harvard University mengumumkan sebuah sistem pengukuran kinerja yang sesuai untuk perusahaan di era globalisasi, bernama Balanced Scorecard. Sistem ini pertama kali diuji coba oleh perusahaan Analog Devices pada tahun 1987. Dan sampai sekarang masih tidak ada perubahan dari Balacescorecard tersebut.
Bagaimana pentingnya customer value proposition dalam memenuhi nilai pelanggan di dalam internal perusahaan?
Jawab :
Penjualan akan meningkat apabila terjadi peningkatan pada pembelian produk oleh pelanggan. Maka dari itu perusahaan menerapkan strategi pemasaran sebagai salah satu cara yang dilakukan perusahaan utk menjadikan produk diminati oleh pelanggan. Salah satu alternatif strategi pemasaran yaitu mengembangkan value proposition yang merupakan salah satu bagian blok dari model bisnis.Value proposition yaitu suatu pernyataan mengenai hasil yang didapatkan dari pelanggan atas barang/jasa yang telah diproduksi oleh perusahaan. Value proposition ini juga merupakan salah satu cara untuk menciptakan pengembangan strategi yang sempurna sehubungan dengan konsumen,persaingan, dan pasar. Sehingga sangat penting value proposition ini dalam menentukan kesuksesan perusahaan tsb.
Value proposition meyakinkan pelanggan akan manfaat apa yang dpt diberikan kepada mereka dan dengan pengembangan value proposition dari suatu produk membuat pelanggan dapat lebih mudah membangun loyalitas. Jika value proposition di suatu perusahaan itu lemah, maka pelanggan tidak akan yakin dan mereka tidak akan membeli brg/ jasa diperusahaan tsb. Maka dari itu sangat penting value proposition dalam suatu perusahaan.
Dalam Keadaan wabah corona seperti ini, kebutuhan akan masker pasti sangat tinggi. Perusahaan masker yang bisanya memproduksi dalam jumlah yang sudah ditetapkan, mau tidak mau harus menambah kapasitas produksinya. Nah bagaimana seharusnya perusahaan masker tersebut menyikapinya dalam hal memenuhi permintaan dari pelanggan? Apakah tetap memproduksi sesuai dengan yang direncanakan atau menambah produksi, mengingat juga banyaknya orang-orang yang dengan sengaja menimbun masker agar harganya melambung tinggi?
Jawab :
Menurut kelompok kami, dengan banyaknya permintaan pasar pada saat ini mengenai masker dikarenakan wabah corona, maka perusahaan masker seharusnya meningkatkan dan memaksimalkan jumlah produksi masker tanpa menaikkan harga. Ini dilakukan agar kebutuhan pasar terpenuhi. Sedangkan untuk orang-orang yang dengan sengaja menimbun masker agar harganya melambung tinggi, itu sudah menjadi urusan dari pemerintah. Pemerintah harusnya dapat bertindak cepat dengan berbagai kebijakan-kebijakan yang ditetapkan untuk mengatur ini semua. Pemerintah bisa menetapkan batas harga atas atau membatasi harga eceran yang direkomendasikan untuk masker. Ditambah lagi pemerintah juga harus memberikan bantuan masker kepada masyarakat yang kurang mampu.
Apa penyebab terjadinya kegagalan dalam balance scorecard?
Jawab :
Hambatan Visi (Vision Barrier), Dalam praktik, tidak banyak orang dalam organisasi yang memahami atau mengerti visi dan strategi dari organisasi mereka. Berdasarkan survei, hanya sekitar 5% dari karyawan yang memahami visi dan strategi organisasi.
Hambatan Orang (People Barrier), Banyak orang dalam organisasi memiliki tujuan yang tidak terkait dengan strategi organisasi. Berdasarkan survei, hanya sekitar 25% dari manajer yang memiliki insentif terkait dengan strategi perusahaan mereka. Artinya, organisasi tidak menghubungkan pencapaian kinerja dengan sistem reward dan punishment.
Hambatan Sumberdaya (Resource Barrier), Sumberdaya waktu, energi, dan uang organisasi tidak dialokasikan pada hal-hal yang penting dan strategis bagi organisasi. Sebagai misal, anggaran tidak dikaitkan dengan strategi organisasi sehingga menghasilkan pemborosan sumberdaya. Berdasarkan survei, sekitar 60% dari organisasi tidak mengaitkan anggaran kepada strategi perusahaan.
Hambatan Manajemen (Management Barrier), Hambatan juga berasal dari manajemen itu sendiri karena terlalu sedikit menhabiskan waktu untuk membahas strategi organisasi dan terlalu banyak menghabiskan waktu pada pembuatan keputusan yang sifatnya taktis jangka pendek. Berdasarkan survei, sekitar 86% dari tim eksekutif menghabiskan waktu kurang dari 1 (satu) jam per bulan untuk mendiskusikan strategi organisasi.
Seberapa efektif kah penggunaan metode balanced scorecard dalam mengukur kinerja?
Jawab :
Balanced Scorecard, atau biasa disingkat BSC, adalah sebuah konsep pengukuran yang digunakan perusahaan untuk menilai kinerja tidak hanya dari segi finansial, tapi juga non-finansial. BSC terdiri dari dua kata, yaitu balanced dan scorecard. Balanced berarti adanya keseimbangan antara aspek finansial dan non-finansial, performa jangka pendek dan jangka panjang, serta performa yang bersifat internal maupun eksternal. Sedangkan Scorecard berarti kartu yang digunakan untuk mengukur performa seseorang. Awalnya, BSC hanya digunakan pada sistem pengukuran kinerja eksekutif, serta hanya mengukur dari aspek keuangan saja. Kemudian BSC mengalami perkembangan dengan memiliki empat perspektif yang digunakan untuk mengukur kinerja sebuah organisasi secara utuh. Empat perspektif tersebut meliputi perspektif finansial, pelanggan, bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Perspektif finansial dapat dilihat dari aspek finansial yang tersedia di laporan keuangan perusahaan, seperti profit margin yang dialami oleh perusahaan, pertumbuhan penjualan, asset turnover, serta kinerja keuangan lainnya. Pengukuran perspektif finansial memiliki peranan, yaitu semua perspektif tergantung pada pengukuran keuangan yang menunjukan implementasi dari strategi perusahaan serta memberi dorongan bagi tiga perspektif lainnya mengenai target serta tujuan yang hendak dicapai perusahaan.
Perspektif yang kedua adalah perspektif pelanggan. Dalam menjalankan perspektif pelanggan, manajemen perusahaan terlebih dahulu menentukan segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target bagi perusahaan. Selanjutnya, perusahaan mengukur kinerja setiap unit operasi dalam mencapai target tersebut. Terdapat dua kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan. Pertama adalah kelompok pengukuran inti (core measurement group), yang digunakan untuk mengukur bagaimana kinerja perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dan mencapai target pasar. Kelompok yang kedua adalah kelompok pengukuran nilai pelanggan (customer value proposition), yang mengukur nilai pasar yang mereka kuasai serta seberapa besar loyalitas pelanggan terhadap produk dan jasa perusahaan.
Perspektif yang ketiga adalah perspektif bisnis internal. Perspektif bisnis internal berfokus pada cara perusahaan mempertahankan pelanggannya di segmen pasar dan memuaskan para pemegang saham melalui laporan keuangan. Kaplan dan Norton (1996) membagi perspektif bisnis internal kedalam tiga prinsip dasar, yaitu proses inovasi, proses operasi, serta pelayanan purna jual.
Perspektif yang terakhir adalah perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif ini lebih menekankan pada aspek internal dari perusahaan. Perspektif ini mencakup tiga prinsip kapabilitas yang terkait dengan internal perusahaan, yaitu ketersediaan infrastruktur berupa kapabilitas pekerja yang meliputi kepuasan, retensi. dan produktivitas pekerja, serta kapabilitas sistem informasi dan iklim organisasi yang mendorong munculnya motivasi.
Pertumbuhan popularitas BSC di dunia bisnis tentu bukan tanpa sebab. Para pelaku bisnis percaya bahwa informasi yang diberikan metode BSC memiliki lebih banyak keunggulan dibandingkan metode konvensional, sehingga semakin banyak manajemen yang beralih dari metode konvensional ke metode BSC. Beberapa keunggulan dari proses evaluasi dengan metode BSC dibanding metode konvensional antara lain BSC dapat memberikan informasi dengan lebih komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur.
Melalui empat perspektif yang terdapat di dalam BSC, informasi yang diberikan BSC tentu saja lebih komprehensif, karena tidak hanya memuat informasi finansial saja tetapi juga memuat informasi non-finansial. Melalui informasi tersebut, manajemen perusahaan akan mengetahui sejauh mana kinerja perusahaan, apakah kinerja perusahaan telah mencapai target yang ditentukan, serta strategi apa yang perlu dirancang oleh perusahaan.
Selain itu, Balanced Scorecard juga koheren, antara satu aspek dengan aspek lain terdapat hubungan kausal atau sebab-akibat, maka setiap sasaran stratejik yang ditetapkan dalam perspektif non-finansial harus memiliki hubungan sebab-akibat dengan perspektif finansial. Keunggulan ini membuat manajemen menjadi lebih paham mengenai dampak finansial yang terjadi setelah sebuah strategi diterapkan. Oleh karena itu, manajemen dapat segera mengambil keputusan mengenai apa saja yang perlu diperbaiki dari sebuah strategi dan apakah strategi tersebut perlu dilanjutkan atau dihentikan.
Keunggulan yang ketiga yaitu terkait dengan keseimbangannya. BSC dikatakan seimbang karena memiliki komponen yang sama penting antara aspek finansial dan nonfinansial. Di samping itu, sasaran stratejik yang dihasilkan dalam keempat perspektif meliputi jangka pendek dan jangka panjang, aspek internal maupun eksternal, serta keberhasilan BSC juga tercermin dari keselarasan antara scorecard personal staf dengan scorecard perusahaan. Dengan begitu, setiap personal staf bertanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan.
Keempat, BSC memiliki keunggulan yaitu dapat terukur. Berbeda dengan aspek finansial, aspek non-finansial sangat sulit untuk diukur dengan metode konvensional. Akan tetapi dengan menggunakan konsep BSC, manajemen dapat mengukur prestasi aspek non-finansial dengan menjabarkan visi dan misi perusahaan ke dalam beberapa objektif yang harus dicapai. Selain dapat mengukur aspek-aspek tersebut, BSC juga mampu mengintegrasikan visi dan misi ke dalam tolok ukur evaluasi perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat menjadi lebih jelas.
Berdasarkan paparan di atas, BSC sangat jelas memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh metode konvensional, yaitu lebih komprehensif, koheren, seimbang, dan terukur. Keunggulan-keunggulan ini sangat membantu manajemen dalam mengevaluasi kinerja mereka dan juga merumuskan strategi perusahaan selanjutnya. Meski demikian, terlepas dari segala keunggulan tersebut, penggunaan metode ini tidak akan efektif apabila manajemen tidak memanfaatkan informasi-informasi yang tersedia dalam BSC dengan teliti dan objektif.
Jika salah satu perusahaan ingin menerapkan balanced scorecard sbg pengukuran kinerja, tetapi salah satu komponen dr bsc tersebut memiliki hasil dibawah target yg ditetapkan. Apakah salah satu perspektif tersebut akan memengaruhi dgn ketiga perspektif lainnya?
Jawab :
Ya mempengeruhi, karena dalam Balanced Scorecard, keempat persektif tersebut menjadi satu kesetuan yang tidak dapat dipisahkan. Keempat perspektif tersebut juga merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan saling memiliki hubungan sebab akibat.
Dalam Balanced Scorecard terbagi menjadi empat persfektif yaitu persfektif keuangan, persfektif pelanggan, perspektif internal bisnis serta persfektif pertumbuhan dan pembelajaran. Setiap persfektif di dalam balanced scorecard haruslah saling terkait dengan persfektif lainnya. Seperti Perspektif pelanggan agar dapat berjalan dengan baik maka perspektif internal bisnis haruslah berjalan secara efektif. Bagaimana caranya agar persfektif internal bisnis dapat berjalan secara efektif ?
Jawab :
Dalam perspektif proses bisnis internal, perusahaan menilai seberapa besar ukuran dan sinergi dari setiap unit kerja. Untuk mengukur poin ini berjalan secara efektif, pemimpin perusahaan harus rutin mengamati bagaimana kondisi internal dalam perusahaan. Apakah semuanya dijalankan sesuai dengan metode yang ditetapkan atau malah melenceng dari peraturan. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam perspektif proses bisnis internal, antara lain: Proses inovasi berkaitan dengan ide-ide terhadap produksi barang. Proses operasi berkaitan dengan aktivitas dan rutinitas sehari-hari yang dilakukan bagian internal. Proses pasca penjualan berkaitan dengan metode pemasaran yang tepat untuk meningkatkan omzet penjualan.
Komentar
Posting Komentar
PENTING...! Pastikan komentar anda adalah berupa pertanyaan, koreksi, atau hal serupa lainnya yang BERMANFAAT (bagi anda atau mungkin bagi pengguna lainnya dikemudian hari). Komentar yang bersifat BASA-BASI (seperti thanks, semoga bermanfaat atau hal serupa lainnya) akan kami hapus... ^-^