Etika Bisnis dalam Perusahaan Unilever
Etika Bisnis | Pixabay |
PT unilever indonesia Tbk bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk domestik. PT unilever selalu menekankan pada integritas dan kualitas yang tinggi, peduli kepada masyarakat dan lingkungan hidup. Adapun etika bisnis yang diterapkan PT unilever dikutip dari (Mirza, 2020) diantaranya:
Standar perilaku
Dalam melaksanakan semua kegiatan, unilever melakukannya dengan kejujuran, keterbukaan, integritas serta menghormati hak asasi manusia, menjaga kepentingan para karyawan dan menghormati kepentingan para relasinya.
Mematuhi hukum
Seluruh perusahaan unilever dan para karyawan berkewajiban mematuhi ketentuan hukum dan peraturan ditempat mereka melaksanakan usahanya.
karyawan
unilever memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam lingkungan kerja untuk saling menghormati, saling percaya, tanggungjawab atas kinerja dan reputasi perseroan. Unilever bekerjasama dengan karyawan dalam mengembangkan dan memperkuat keterampilan serta kemampuan setiap individu. Selain itu unilever juga menghargai martabat dan hak individu untuk kebebasan berserikat dalam satu asosiasi serta memelihara komunikasi yang baik dengan para karyawan.
Pemegang saham
Unilever menyediakan informasi atas kegiatan, struktur dan situasi serta kinerja finansial kepada pemegang saham pada waktunya secara teratur dan benar.
Mitra usaha
Unilever berkomitmen dalam menjalin hubungan yang saling bermanfaat dengan pemasok, pelanggan, dan mitra usaha.
Keterlibatan pada masyarakat
Unilever berupaya menjadi perusahaan yang dapat diandalkan, dan sebagai bagian integral dari masyarakat serta memenuhi kewajiban terhadap masyarakat dan komunitas setempat.
Kegiatan Umum
Perusahaan Unilever diharapkan untuk menggerakkan dan mempertahankan kepentingan bisnisnya yang sah. Unilever akan bekerjasama dengan instansi pemerintah dan organisasi lainnya, baik secara langsung maupun melalui asosiasi-asosiasi dalam rangka mengembangkan legislasi dan peraturan lainnya yang mungkin memengaruhi kepentingan bisnis. Unilever tidak mendukung partai politik atau pun memberi sumbangan yang dapat membiayai kelompok-kelompok tertentu yang kegiatannya diperkirakan akan mendukung kepentingan partai.
Lingkungan
Unilever memiliki komitmen untuk terus menerus mengadakan perbaikan dalam pengelolaan dampak lingkungan dan mendukung sasaran jangka panjang untuk mengembangkan suatu bisnis yang berkelanjutan. Unilever akan bekerjasama dalam kemitraan dengan pihak lain untuk menggalakkan kepedulian lingkungan, meningkatkan pemahaman akan masalah lingkungan dan menyebar-luaskan budaya karya yang baik.
Inovasi
Dalam upaya melaksanakan inovasi ilmiah demi memenuhi kebutuhan konsumen, kami akan senantiasa merujuk pada keinginan konsumen dan masyarakat. Kami akan bekerja atas dasar keilmuan yang tepat, dan menerapkan standar keamanan produk secara ketat.
Persaingan
Unilever percaya akan persaingan ketat namun sehat dan mendukung pengembangan perundang-undangan tentang prinsip persaingan yang wajar. Perusahaan Unilever beserta seluruh karyawannya akan melakukan kegiatan atas dasar prinsip persaingan yang sehat dan mengikuti semua peraturan yang berlaku.
Integritas Bisnis
Unilever tidak menerima ataupun memberi, baik secara langsung maupun tidak langsung, suapan atau keuntungan lainnya yang tidak pantas demi keuntungan bisnis atau finansial. Tidak satupun karyawan kami yang boleh menawarkan, memberi atau menerima hadiah atau pembayaran yang merupakan, atau dapat diartikan sebagai sarana suap. Setiap tuntutan, atau penawaran suap harus ditolak langsung dan dilaporkan kepada manajemen. Catatan akuntansi Unilever berikut dokumen pendukungnya harus secara tepat menjelaskan dan mencerminkan kondisi transaksinya. Tidak ada transaksi dana atau aset yang disembunyikan atau tidak dicatat. Semuanya akan dicatat serta dibukukan.
Benturan Kepentingan
Seluruh karyawan Unilever diharapkan menghindarkan diri dari kegiatan pribadi dan kepentingan finansial yang dapat menyebabkan benturan kepentingan dengan tanggung jawab mereka terhadap Perseroan. Seluruh karyawan Unilever tidak dibenarkan mencari keuntungan pribadi atau bagi orang lain melalui penyalahgunaan kedudukan mereka.
Kepatuhan, Pemantauan dan Pelaporan
Kepatuhan terhadap CoBP merupakan syarat utama bagi keberhasilan dan keberlanjutan bisnis kami. Direksi Unilever bertanggung jawab agar prinsip-prinsip tersebut dikomunikasikan, dipahami dan dipatuhi oleh seluruh karyawan dapat melaporkan secara rahasia dan tidak akan dirugikan akibat pelaporan tersebut.
Implementasi Sistem Manajemen Mutu
Operasional usaha kami berlandaskan pada sejumlah sistem manajemen dengan persyaratan mutu yang ketat. Produk-produk, pabrik-pabrik operasional dan sistem-sistem internal kami telah memperoleh sertifikasi ISO 9001 selama lebih dari sepuluh tahun, yang diverifikasi setiap tahun. Bahkan kami telah menerapkan ISO 22000 Food Safety System untuk proses fabrikasi Foods & Beverages kami, sedangkan sistem manajemen lingkungan kami telah memenuhi ISO 14001 Environmental Management Standard. Keamanan produk selalu merupakan prioritas utama kami, dan kami telah membangun lembaga Safety and Envrionmental Assurance Center (SEAC) guna memberikan penilaian sekaligus jaminan terhadap produk maupun proses yang berlangsung. Produk-produk baru dan teknologi baru menjalani proses keamanan secara mandiri dan ketat, dan keseluruhan proses inovasi produk dihadapkan pada penilaian keamanan dan kesehatan yang intensif, termasuk dari aspek penilaian kepatuhan terhadap ketentuan peraturan maupun persyaratan legal. Serangkaian penilaian tersebut dilakukan kembali sebelum peluncuran suatu produk. Kadangkala, suatu produk secara insidental diluncurkan ke pasar tanpa melalui standar keamanan dan kualitas yang tinggi. Produk-produk demikian mungkin mengalami cacat kualitas, kontaminasi bahan mentah, ataupun pelabelan ingredient yang salah. Untuk memastikan terpenuhinya kualitas dalam mata rantai pasokan, para pemasok hanya dapat diluluskan setelah menjalani audit yang cermat tentang keandalan produk, manajemen mutu dan kepatuhan terhadap berbagai kriteria atas dasar praktik bisnis yang wajar dan berkelanjutan. Setiap pasokan bahan mentah harus melalui serangkaian checkpoint untuk memastikan keamanan dan kepatuhannya dengan ketentuan peraturan dan persyaratan hukum yang berlaku.
Suara Konsumen
Perseroan menangani keluhan dan pertanyaan konsumen melalui sebuah layanan konsumen khusus yang disebut “Suara Konsumen.” Melalui Suara Konsumen, kami berupaya untuk mempererat hubungan antara Perseroan dengan para konsumen dan pelanggan kami dengan memberikan respon atas aspirasi dan ekspektasi mereka terhadap produk-produk kami, sekaligus untuk meningkatkan kepuasan mereka dalam mengonsumsi produk-produk kami.
Pengadaan Barang dan Jasa
Praktik-praktik pengadaan kami diatur oleh Prinsip Kemitraan Bisnis Unilever dan Etika Sumber Pertanian Lestari. Prinsip Kemitraan Bisnis kami dirancang untuk memastikan berlangsungnya kondisi kerja yang adil dalam mata rantai pasokan, termasuk penghargaan terhadap hak-hak azasi manusia, kebebasan berserikat, sistem penggajian dan waktu kerja yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di Indonesia. Kami juga berupaya untuk memastikan bahwa para pemasok kami memenuhi standar kesehatan, keamanan dan perlindungan lingkungan. Sedangkan Etika Sumber Pertanian Lestari bertujuan untuk mendorong para pemasok dan petani untuk mengadopsi praktikpraktik perkebunan lestari.
Dapat dilihat dari ke-16 etika bisnis yang digunakan perusahaan unilever dalam kegiatan binisnya, unilever sangat memperhatikan setiap sisi prinsip-prinsip dan konsisten dalam menjankan etika bsnis. Etika bisnis yang dijalankan unilever diharapkan dapat meminimalisir segala kesalahan dan menghindari segala pelanggaran yang terjadi, sehingga perusahaan unilever dapat meningkatkan segala prestasi yang telah dicapai dan memberikan pengaruh positif baik untuk kegiatan bisnisnya maupun untuk masyarakat.
Bagaimana perusahaan unilever jika tidak memiliki etika bisnis?
Jika perusahaan unilever tanpa etika bisnis sudah pasti dampak utama yang ditimbulkan adalah pencemaran lingkungan aikbat dari limbah pabrik yang langsung dibuang tanpa melalui proses pengolahan lebih dahulu, adapun pencemaran yang akan terjadi diantaranya pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah. Selain itu menurut (Komenaung, 2007) ada lima kategori suatu bisnis mengalami masalah etika yaitu: suap, paksaan, penipuan, pencurian, dan diskriminasi tidak jelas.
Apa faktor penyebab perusahaan melakukan pelanggaran?
Ada beberapa penyebab perusahaan melakukan pelanggaran diantaranya karena: menurunnya formalism etis (moral yang berkaitan dengan perilaku dan hak tertentu); kurangnya kesadaran utilarian (moral yang berkaitan dengan memaksimumkan hal terbaik bagi orang sebanyak mungkin); lemahnya kedudukan lembaga yang melindungi hak-hak konsumen; rendahnya tingkat tingkat pendidikan, pengetahuan, serta informasi mengenai bahan dan material berbahaya; pandangan yang salah dalam menjalankan bisnis; rendahnya tanggungjawab sosial atau CSR (Corporate Social Responsibility); kurangnya pemahaman tentang prinsip etika bisnis.
Upaya apa yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengatasi pelanggaran?
Jika terjadi pelanggaaran, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya: penegakan budaya berani bertanggungjawab atas segala tingkah laku; ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja harus jelas; pengelolaan sumber daya manusia harus baik; visi dan misi perusahaan harus jelas dan tecermin dalam tingkah laku organisasi.
Menurut (PRICILLIA, 2008) dalam mencipatakan etika bisnis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, mampu mengatakan yang benar itu benar, dll. Dalam dunia bisnis tidak hanya menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha tetapi juga kepada pemerintah, masyarakt maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menerapkan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang diinginkan. Salah satu contoh praktik-praktik bisnis yang tidak beretika adalah carrfour yang menggunakan persaingan yang tidak sehat mengakibatkan pemasok carrfour terutama usaha kecil dan menengah (UKM) mengadu kepada KPPU, sehingga carefour dikenai sanksi perdata maupun administratif.
Etika dalam berbisnis tidak hanya dilakukan untuk perusahaan besar, tetapi juga usaha kecil mikro dan menengah (UMKM). Peran etika dalam kegiatan usaha sangatlah diperlukan dan keberhasilan sebuah usaha juga ditentukan melalui kinerja dan etika yang baik. Sebuah perusahaan besar pun tanpa adanya etika tidak akan menghasilkan keberhasilkan.
Bagaimana etika dalam perspektif islam?
Source: Pixabay |
Islam menempatkan etika di tempat yang paling tinggi. Karena pada dasarnya, islam diturunkan sebagai kode perilaku moral dan etika bagi kehidupan manusia, seperti yang disebutkan dalam hadist: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Terminologi yang paling dekat dengan etika adalah akhlak (Khumairoh). Jadi, islam menjadi sumber nilai dan etika dalam segala aspek kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk dalam dunia bisnis. Di dalam Al-Quran terdapat petunjuk dalam bisnis agar tercipta hubungan yang harmonis, saling ridha, tidak ada unsur eksploitasi (QS. 4: 29) dan bebas dari kecurigaan atau penipuan, seperti membuat catatan administrasi dalam transaksi kredit (QS. 2: 282).
Adapun prinsip-prinsip etika bisnis menurut Al-Quran yaitu: Melarang bisnis yang dilakukan dengan proses kebatilan (QS. 4: 29); Bisnis tidak boleh mengandung unsur riba (QS. 2: 275); Kegiatan bisnis memiliki fungsi sosial baik melalui zakat maupun sedekah (QS. 9: 34); Melarang pengurangan hak atas suatu barang atau komoditas yang di dapat atau di proses dengan media takaran atau timbangan karena merupakan bentuk kedzaliman (QS. 11: 85); Menjunjung tinggi nilai-nilai keseimbangan baik ekonomi maupun sosial, keselamatan atau kebaikan serta tidak menyetujui kerusakan dan keadilan (QS 7: 85); Pelaku bisnis dilarang berbuat dzalim (curang) baik bagi dirinya sendiri maupun kepada pelaku bisnis yang lain ( QS. 2: 205).
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa etika tidak hanya dalam bermasyarakat tetatpi juga dalam berbisnis., tanpa etika perusahaan sebesar apapun tidak akan bertahan. Etika bisnis memiliki peran yang sangat penting dalam dunia bisnis, baik itu perusahaan besar maupun UMKM. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan etika bisnis diantaranya pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, mampu mengatakan yang benar itu benar.
***
Sumber Referensi
Khumairoh, G. V. (t.thn.). PENTINGNYA ETIKA DALAM PERTUMBUHAN USAHA, MIKRO,. universitas muhammadiyah sidoarjo.
Komenaung, A. G. (2007). Etika Dalam Bisnis. Dipetik april 3, 2020, dari Marketing Online: www.marketingonline/php/12
Mirza, M. (2020). PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN BUSSINES ETHIC. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Sistem Informasi.
PRICILLIA, M. (2008). MENGKAJI PENTINGNYA ETIKA DALAM PRAKTIK BISNIS PADA PASAR RITEL.
Komentar
Posting Komentar
PENTING...! Pastikan komentar anda adalah berupa pertanyaan, koreksi, atau hal serupa lainnya yang BERMANFAAT (bagi anda atau mungkin bagi pengguna lainnya dikemudian hari). Komentar yang bersifat BASA-BASI (seperti thanks, semoga bermanfaat atau hal serupa lainnya) akan kami hapus... ^-^