Pengertian Divestasi, Alasan Melakukan Divestasi, Kelebihan dan Kekurangan serta Contoh Lengkap Dengan Penjelasannya
Daftar Pembahasan
- Pengertian Divestasi
- Alasan melakukan divestiture
- Kelebihan Dan Kekurangan Divestasi
- Contoh divestasi
Divestasi | Pixabay |
Pengertian Divestasi
Divestasi Perusahaan (Divestiture) adalah strategi suatu perusahaan menjual satu atau lebih unit bisnis yang kurang bagus kinerjanya atau bisnis yang tidak terkait untuk lebih focus pada bisnis inti (Soegoto, 2013). Divestitur adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Ini adalah kebalikan dari investasi pada aset yang baru.
Divesture bisa mencakup:
- Penjualan satu unit operasi kepada perusahaan lain
- "spinning-off” suatu unit menjadi perusahaan terpisah
- Likuidasi langsung aktiva suatu unit perusahaan
Baca juga: Pertanyaan dan Jawaban Mengenai Merger, Divestitures, Holding Companies, and LBOs
Alasan melakukan divestiture
Pertama, sebuah perusahaan akan melakukan divestasi (menjual) bisnis yang bukan merupakan bagian dari bidang operasional utamanya sehingga perusahaan tersebut dapat berfokus pada area bisnis terbaik yang dapat dilakukannya. Sebagai contoh, Eastman Kodak, Ford Motor Company, dan banyak perusahaan lainnya telah menjual beragam bisnis yang tidak berelasi dengan bisnis utamanya.
Kedua, untuk memperoleh keuntungan. Divestasi menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi merupakan usaha untuk menjual bisnis agar dapat memperoleh uang. Sebagai contoh, CSX Corporation melakukan divestasi untuk berfokus pada bisnis utamanya yaitu pembangunan rel kereta api serta bertujuan untuk memperoleh keuntungan sehingga dapat membayar hutangnya pada saat ini.
Ketiga, kadang-kadang dipercayai bahwa nilai perusahaan yang telah melakukan divestasi (menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi daripada nilai perusahaan sebelum melakukan divestasi. Dengan kata lain, jumlah nilai aset likuidasi pribadi perusahaan melebihi nilai pasar bila dibandingkan dengan perusahaan pada saat sebelum melakukan divestasi. Hal ini memperkuat keinginan perusahaan untuk menjual apa yang seharusnya bernilai berharga daripada terlikuidasi pada saat sebelum divestasi.
Keempat, unit bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi. Semakin jauhnya unit bisnis yang dijalankan dari core competence perusahaan, maka kemungkinan gagal dalam operasionalnya semakin besar.
Kelebihan Dan Kekurangan Divestasi
Kelebihan Divestasi
Dengan melihat motif diatas jelas bahwa keuntungan divestasi akan menambah penghasilan bagi perusahaan yang menjual sebagian asetnya. Selain itu, keuntungan dari divestasi bisa meningkatkan daya saing dari perusahaan yang mengalami divestasi karena dapat meningkatkan kinerja dari perusahaan itu. Selain itu divestasi membuat perusahaan yang sedang tumbuh menjadi go internasional.
Kekurangan Divestasi
Kerugian dari divestasi yaitu berkurangnya aset kepemilikan dari perusahaan yang menjual perusahaannya kepada swasta. Jika dikaitkan dengan isu di atas, aset BUMN akan berkurang dan berpindah kepada pihak swasta. Kerugian yang ditimbulkan yaiitu dapat memicu ketidaktransparansian yang dapat berakibat munculnya korupsi.
PT Bank Niaga Tbk. melepas seluruh kepemilikan saham (divestasi) di PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, yang berkedudukan di Jakarta. PT Bank Niaga Tbk (BNGA) menjual seluruh sahamnya di PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (Bank Sumitomo). Nilai transaksi penjualan mencapai Rp 10,2 miliar.Saham yang dilepas Bank Niaga sebanyak 10.691 lembar saham atau 0,71 persen dari seluruh saham yang dikeluarkan Bank Sumitomo. Saham tersebut dijual dengan harga Rp 950.000 per saham. Demikian penjelasan Boy Hazuki Rizal, Corporate Planning Group Bank Niaga,dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (29/8/2006). Saham tersebut dijual kepada Sumitomo Mitsui Banking Corporation yang berkedudukan di Jepang. Sebelumnya, Sumitomo Mitsui Banking Corporation telah memiliki 98,29 persen atau 1.476.726 lembar saham Bank Sumitomo dan kini kepemilikannya meningkat menjadi 99 persen.Sejak dikuasai kelompok usaha Commerce Asset Holding Berhard (CAHB) dari Malaysia pada November 2002, Bank Niaga menjual anak usaha yang tidak sesuai dengan core bussines-nya.Pada 27 Oktober 2005, Bank Niaga melepas seluruh sahamnya di PT CIMB Niaga Securities (CIMBNS) dengan nilai Rp 28,191 miliar. Sementara pada 25 November 2005, Bank Niaga menjual seluruh kepemilikan sahamnya di anak perusahaannya, PT Niaga International Factors. Jumlah saham yang dilepas sebanyak 53 persen.
***
Sumber Referensi
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston.1998. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Brigham, Eugene.F dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan Buku 2. Jakarta: Erlangga.
Moin, Abdul 2003. Merger dan Akuisisi dan Disvestasi. Jilid 1. Yogyakarta: Ekonisia.
P.S. Sudarsanam. 1999. “Merger dan Akuisisi”. Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Yogyakarta: ANDI.
Hitt, Michael A., Ireland, R. Duane and Hoskisson, Robert E., Strategic Manajement: Competitiveness and Globalization, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, Salemba Empat, 2001
Komentar
Posting Komentar
PENTING...! Pastikan komentar anda adalah berupa pertanyaan, koreksi, atau hal serupa lainnya yang BERMANFAAT (bagi anda atau mungkin bagi pengguna lainnya dikemudian hari). Komentar yang bersifat BASA-BASI (seperti thanks, semoga bermanfaat atau hal serupa lainnya) akan kami hapus... ^-^